Sabtu, 15 Februari 2014

25 Makhluk Legendaris dalam Mitologi Yunani

25. Phyton 
Seringkali digambarkan dengan bentuk ular naga, Phyton menguasai seluruh Delphic oracle. Namun dia menjadi musuh dari dewa Olympian, yaitu Apollo, yang pada akhirnya membunuhnya lalu menguasaioracle. 

24. Orthrus
Anjing berkepala dua yang bertugas menjaga gerombolan besar sapi merah. Orthrus dibunuh Heracles (Hercules) yang lalu mengambil sapi-sapi yang dijaganya sebagai bukti kemenangannya.

23. Ichthyocentaurs
Merupakan sepasang makhluk serupa centaurus yang menguasai lautan. Tubuh bagian atasnya berupa manusia, bagian bawah depan tubuhnya adalah tubuh kuda dan bagian ekornya adalah ekor ikan. Mereka dijadikan simbol astronomi untuk rasi bintang Pisces.

Senin, 03 Februari 2014

Perseus

Perseus merupakan salah satu pahlawan legendaris yang sangat terkenal dalam mitologi yunani. Dia adalah anak dari Zeus dan Danae, yang merupakan anak dari Acrisius, raja Argos.

Pada suatu waktu, seorang peramal meramalkan bahwa putra Danae akan menjadi penyebab kematian Acrisius. Mendengar itu, Acrisius memenjarakan Danae di sebuah menara, dengan tujuan untuk mengucilkannya dari dunia. Namun Zeus mendatanginya dari atas menara dan diapun menjadikan Danae istrinya.

Selama empat tahun, Acrisius tidak mengetahuinya, hingga suatu malam ketika secara tidak sengaja dia melewati kamar anaknya, dia mendengar tangisan anak kecil dari dalam kamar, yang akhirnya membuatnya mengetahui pernikahan anaknya dengan Zeus. Dengan rasa marah karena usaha yang dia lakukan untuk mencegah Danae memiliki anak gagal, Acrisius memerintahkan agar ibu dan anak itu dimasukkan kedalam sebuah peti besar lalu dihanyutkan ke laut.


Namun Zeus tidak menginginkan mereka terluka sedikitpun apalagi mati. Diapun meminta Poseidon menenangkan air laut yang berombak, agar peti besar itu bisa mengapung dengan selamat ke pulau Seriphus. Dictys, saudara dari Polydectes, raja dari pulau itu, sedang memancing ketika dia melihat sebuat peti terdampar di pantai; merasa iba atas kondisi orang yang dikurung di dalamnya, diapun membawa mereka ke istana sang raja, dimana mereka diperlakukan dengan sangat baik.

Minggu, 26 Januari 2014

Baucis dan Philemon

Baucis dan Philemon hidup di Phrygia, bagian dari Asia Minor (daerah semenanjung Anatolia). Mereka telah lama menikah, dan walaupun mereka miskin, mereka hidup bahagia dan saling mencintai satu sama lain dengan tulus. Mereka memliki kebun yang kecil, yang hanya bisa memenuhi kebutuhan makan mereka sehari-hari. Terkadang, keadaan yang sulit membuat mereka tidak bisa menanam apapun di kebunnya, sehingga mereka hanya dapat mengandalkan telur dari seekor angsa yang hidup di kebunnya. Angsa ini bukan hanya berperan menghasilkan telur, melainkan juga berperan sebagai penjaga kebun kecil pasangan ini.

Suatu hari, Zeus dan Hermes memutuskan untuk mengunjungi Phyrgia. Zeus, pelindung para tamu, ingin mengetahui apakah rakyat Phyrgia bersikap baik pada pendatang. Zeus dan Hermes mengenakan baju compang-camping agar tidak ada yang mengenali mereka. Mereka tau bahwa jika mereka datang sebagai dewa, mereka tentu akan disambut dengan mewah, sehingga mereka memutuskan untuk berpakaian compang-camping untuk melihat bagaimana rakyat Phyrgia bersikap pada pengembara biasa.

Maka dengan penyamarannya, mereka mendatangi satu-persatu rumah di Phyrgia, untuk mendapat tempat beristirahat dan meminta makanan dan minuman. Namun setiap penghuni rumah yang mereka datangi menolak dengan kasar. Setelah hal ini terjadi berkali-kali, Zeus menjadi khawatir. Dia berpaling pada Hermes dan berkata, “Bagaimana mungkin orang bisa berpergian di negeri yang rakyatnya begitu tidak ramah dan tidak mengenal sopan santun? Tiadakah orang di Phyrgia yang ramah pada pengembara tak dikenal? Pengembara yang jauh dari rumahnya tidak seharusnya kelaparan. Aku ingin tahu apa yang mereka rasakan jika mereka diperlakukan sebagaimana mereka memerlakukan kita tadi?” Hermes hanya diam mendengar pertanyaan Zeus, dan mereka pun melanjutkan perjalanan. Akhirnya, setelah mengetuk ratusan pintu dan diperlakukan secara kasar pada setiap rumah yang merekan kunjungi, mereka sampai di gubuk kecil yang terlihat sangat kumuh dibandingkan dengan rumah-rumah lain. Rumah ini terletak dibawah bukit tinggi, dan walaupun kebun disekitar rumah ini kecil, namun tanahnya terpelihara dengan baik. Ketika mereka mengetuk pintu, pasangan yang berdiam disitu keluar. Dengan kebaikan hati dan tangan terbuka mereka mengundang kedua pengembara untuk masuk. Dengan menundukkan badan karena pendeknya pintu masuk, mereka masuk ke sebuah ruangan kecil namun bersih.

Selasa, 21 Januari 2014

Dionysus dan Para Pengikutnya

Ayah Semele adalah Cadmus, Raja dari Thebes. Dia hidup bahagia dan mewah di istana, bersama dengan saudari-saudarinya Autonoe, Ino, dan Agave. Semakin dewasa, semakin terlihat bahwa mereka tumbuh menjadi sangat cantik. Hidup terasa sempurna bagi para Putri ini, sampai suatu hari Semele jatuh cinta pada orang asing berperawakan tinggi dan tampan

Buta akan cintanya, Semele tidak memedulikan bahwa dia sebenarnya tidak tahu banyak mengenai kekasihnya. Dia pun merahasiakan hal ini dari keluarga dan teman-temannya, dan walaupun saudari-saudarinya menyadari ada yang berbeda dari Semele, namun tak ada yang mencurigainya.

Semele samasekali tidak tahu bahwa kekasihnya sesungguhnya adalah Zeus, yang mengunjunginya dengan berwujud sebagai manusia. Zeus sangat mencintai kecantikan dan keanggunan Semele, namun dia tidak bisa menemuinya dalam wujudnya yang sebenarnya. Jika Zeus melakukannya, maka Semele akan mati, karena tidak ada manusia yang dapat melihat wujud asli para Dewa tanpa terserap oleh kekuatan para Dewa. Namun, setelah beberapa lama menjalin kasih dengan Semele, Zeus akhirnya mengakui identitas aslinya pada Semele. Semele sangat terkejut, namun dia memercayai kekasihnya.