Minggu, 11 April 2010

Proses Penciptaan Dunia

Pada mulanya tidak ada daratan maupun lautan, manusia ataupun dewa, tidak ada apapun, keuali Chaos. Pada saat itu, tidak ada apapun di alam semesta. Tidak ada matahari maupun bulan. Tidak ada pegunungan maupun sungai, begitu pula hal lainnya diatas bumi. Malah bumi itu sendiri pun belum ada sama sekali. Saat itu adalah masa-masa kekosongan. Bahkan waktu pun belum ada. Lalu, Chaos membagi-bagi dirinya menjadi bumi, langit, dan lautan. Ketika pembagian itu selesai, semua menjadi damai dan sempuna.

Setelah Chaos terbagi menjadi bumi, langit, dan lautan, seorang dewi terlahir dengan sendirinya tanpa dilahirkan oleh seorang ibu. Namanya adalah Gaia, yang berarti bumi, dan dia memegang kendali atas bumi pada saat bumi mulai tebentuk. Gunung menjadi terpisah dari daratan, dan sungai dan samudera mulai tercipta. Bagaikan seorang pelukis pada sebuah kanvas, Gaia sibuk membuat mahakarya nya yang indah.  Tidak lama kemudian, bagaimanapun juga, sang dewi mulai ingin memiliki anak untuk membantunya mengisi dan mengatur dunia yang baru dibuatnya.

Keinginan Gaia untuk memiliki anak sangat hebat, sehingga pada suatu waktu diapun hamil dengan sendirinya. Anak yang dilahirkannya diberi nama Uranus, dan dia lalu menjadi penguasa langit. Dari sisi mana pun, dapat dilihat bahwa Uranus setara dengan ibunya, dan tidak lama kemudian Gaia dan Uranus memiliki anak.



Tiga anak pertama Gaia adalah tiga monster, yang disebut Yang Bertangan Seratus (Hundred-handed Ones). Walaupun Gaia sangat mencintai anaknya dan bagga pada mereka, Uranus menjadi takut bahwa suatu hari nanti salah satu dari anaknya akan menjatuhkannya. Karena rasa takut itu, Uranus membenci anaknya dan memaksa mereka masuk kembali kedalam rahim Gaia.

Setelah monster bertangan seratus terlahir dan dipaksa masuk kembali kedalam rahim ibunya, Gaia lalu melahirkan lagi tiga monster. Mereka adalah raksasa yang disebut Cylopes. Setiap Cylopes hanya memiliki satu mata yang terletak di tengah dahinya.
(klik untuk memperbesar gambar)

Walaupun mereka terlihat menakutkan, mereka memiliki kekuatan yang besar, dan mereka adalah ahli pertukangan hebat yang menciptakan guntur dan halilintar untuk ibunya untuk digunakan sebagai peralatan dan senjata. Sayangnya, Uranus lagi-lagi takut pada anak-anaknya itu. Maka, untuk menyingkirkan mereka, Uranus mengikat para Cylopes dan melempar meraka kedalam jurang yang dalam yang disebut Tartarus. Tartarus terletak sangat jauh, dan Uranus merasa aman karena dia yakin tidak akan meilhat anak-anak monster itu lagi.

Sedih karena kehilangan Yang Bertangan Seratus dan para Cylcopes, dan marah atas kekejaman Uranus, Gaia lalu melahirkan anak-anak lagi. Mereka disebut Titan, dan jumlah mereka ada 12—enam dewi dan enam dewa. Mereka sangat berbeda dari saudara-saudara nya sebelumnya. Titan adalah makhluk dengan karakteristik manusia, dan mereka tidak menyerupai monster samasekali. Nama-nama para dewi adalah Tethys, Theia, Mnemosyne, Rhea, Themis dan Phoebe. Dan nama para dewa adalah Oceanus, Hyperion, Iapetus, Cronus, Crius dan Coeus.

Uranus masih merasa takut bahwa suatu hari nanti anaknya akan menjatuhkannya. Karena ketakutannya, ia lalu memaksa para Titan masuk kedalam rahim ibunya seperti saudara-saudaranya, Yang Bertangan Seratus. Gaia sangat marah atas penolakan Uranus agar anak-anak mereka bisa hidup bebas. Gaia sangat ingin anak-anaknya hidup tanpa kekangan dan menikmati keindahan dunia. Akhirnya, dia mendapatkan suatu ide yang akan membuat anak-anaknya yang lahir ke bumi bisa tetap tinggal di bumi dengan bebas.

Gaia bisa berbicara pada anak-anaknya yang berada di dalam rahimnya, dan dia tidak menamui kesulitan untuk meyakinkan anak-anaknya untuk membantunya menjalankan rencananya. Cronus, yang termuda diantara keduabelas Titan adalah yang paling berhasrat untuk membantu ibunya. Maka, mereka berdua merencanakan untuk mengelabui Uranus dan membebaskan para Titan dan Yang Bertangan Seratus dari rahim ibunya yang bagaikan penjara.

Cronus dan Gaia menunggu saat yang tepat untuk melaksanakan rencana mereka. Dan akhirnya, pada suatu malam, ketika Uranus datang untuk tidur didekat Gaia, Cronus keluar dari Rahim Gaia dan menusuk ayahnya yang jahat dengan sebuah arit, sebuah pisau yang biasa digunakan untuk memotong padi. Ketika Uranus terbaring sekarat, dia menyadari ketakutannya akan dijatuhkan oleh seorang anaknya akhirnya mejadi kenyataan. Uranus lalu megeluarkan kutukan untuk anaknya: “Cronus,” dia berkata, sambil terengah-engah, “akan tiba suatu masa ketika salah satu dari anakmu akan berbuat seperti apa yang baru saja kau perbuat kepadaku.” Lalu, dengan hembusan nafas terakhir, Uranus mati, dengan kemarahan dan penghianatan menyelimuti matanya.

Dengan kematian Uranus, Gaia dan anak-anaknya merasa sangat bebas untuk pertama kalinya. Para Titan dan Yang Bertangan Seratus terlahir kembali dari rahim ibunya, dan para Cyclopes dibebaskan dari Tartarus. Semua anak Gaia memutuskan untuk menobatkan Cronus menjadi raja. Cronus lalu menikahi saudaranya, seorang Titan bernama Rhea, dan menguasai dunia dalam damai untuk waktu yang lama.

==================
Translated by: M Luhung (http://twitter.com/mluhunk) from [1]

Sumber:
[1] Michelle M. Houle, Gods and Goddesses in Greek Mythology, 2001

Note: Jika Anda ingin memasukkan posting ini ke blog atau website Anda, anda WAJIB cantumkan LINK ke http://kisahmitologi.blogspot.com

1 komentar: