Minggu, 12 Juli 2015

Echo dan Narcissus

Echo adalah peri (nymph) gunung cantik yang merupakan kawan yang sangat disenangi Artemis, sang dewi perburuan dan pelindung para gadis. Echo yang sangat ramah begitu senang berbincang dengan saudari-saudari maupun teman-temannya. Namun tidak seorang pun terganggu dengan perilakunya yang banyak berbicara, karena mereka sangat senang bersama Echo, dan mereka semua menyayanginya.

Salah satu peri memiliki hubungan gelap dengan Zeus, raja dari para dewa. Seringkali, pasangan ini bertemu di sebuah padang rahasia di hutan, jauh dari penglihatan Hera, istri Zeus, yang sangat mudah cemburu. Echo tidak mengetahui mengenai hubungan gelap ini, sehingga dia sama sekali tidak keberatan ketika teman dan saudari-saudarinya memintanya untuk berjaga di luar padang rahasia itu. Bahkan tidak pernah terpikir oleh Echo untuk menanyakan mengapa tempat itu butuh penjagaan. Yang dia tahu bahwa tugasnya yang paling penting adalah menahan Hera sejauh mungkin dari padang rahasia itu.

Tidak butuh waktu lama untuk rumor bahwa Zeus memiliki hubungan gelap sampai ke telinga Hera, dia pun bertekad untuk menemukan peri yang berani menggoda suaminya. Ketika Hera memasuki hutan dekat padang rahasia, dia melihat Echo sedang duduk dibawah pohon teduh. Seketika Echo memahami bahwa Hera ingin memasuki padang rahasia itu. Ingat akan peringatan teman dan saudarinya, Echo mengajak Hera berbincang-bincang, untuk menahannya. Ketika mereka sedang berbincang, Zeus dan kekasihnya mendengar suara Hera, dan sesegera mungkin pergi dari padang rahasia itu.

Ketika akhirnya Hera bersikeras untuk memasuki padang rahasia dan mengetahui bahwa suaminya telah melarikan diri, kemarahannya pun bangkit! Walaupun Echo sama sekali tidak ada sangkut-pautnya dengan hubungan gelap Zeus, Hera memutuskan untuk menghukumnya. Dengan nada tinggi dan nyaring, sang ratu para dewa berkata, “Nona muda, celotehmu telah menghabisimu, dan kau akan menerima hukuman karenanya! Mulai saat ini, kata-kata yang bisa kau keluarkan hanyalah perkataan yang telah orang lain katakan padamu, tidak lebih ataupun kurang.”

Echo sangat terpukul mendengarnya. Dia sama sekali tidak bermaksud untuk membuat Hera marah. Dia hanya ingin menolong teman-teman dan saudari-saudarinya. Sekarang dia mendapatkan hukuman yang tidak tertahankan, apalagi bagi dia yang senang berbicara! Tiada yang lebih buruk daripada keheningan ataupun kutukan yang membuatnya hanya bisa mengulangi perkataan orang lain.

Dengan sedih, Echo meninggalkan padang rahasia, sambil melambaikan tangan ke teman-teman dan saudarinya dia memikirkan apa yang akan dilakukannya sekarang. Dengan pikiran kosong dia melangkah hingga akhirnya sampai di dekat sebuah kolam yang indah. Disana, duduk di pinggir kolam itu, dia melihat lelaki paling tampan yang pernah dia lihat. Echo sangat ingin berbincang dengan lelaki itu, yang bernama Narcissus. Namun karena dia tidak punya cara untuk berbicara padanya, dia pun bersembunyi dibelakang sebuah pohon sambil memperhatikan apa yang lelaki itu lakukan.

Narcissus memliki wajah yang sangat rupawan, membuat kebanyakan orang yang bertemu dengannya langsung jatuh cinta padanya. Tubuhnya tinggi dan kuat, dan rambutnya yang agak keriting tertata sedemikian rupa menghiasi wajahnya yang elegan. Namun, dia sendiri tidak pernah melihat wajahnya (jaman dulu belum ada kaca -L), Narcissus tak tahu dirinya begitu tampan, dan dia tidak mengerti kenapa dia mendapat perhatian sedemikian rupa dari orang-orang di sekitarnya. Bahkan, karena tidak tahan dengan sikap orang-orang kepadanya, setiap hari dia pergi ke hutan untuk menghindari mereka.

Kehausan karena sudah jauh berjalan, Narcissus memutuskan untuk berhenti di sebuah kolam untuk minum. Ketika dia mulai berlutut untuk meminum air, dia melihat wajah yang begitu rupawan memandangnya dari balik permukaan air. Namun begitu dia menyentuhnya, wajah itu memudar dan menghilang. Narcissus sangat sedih atas menghilangnya seorang rupawan dibalik air itu sehingga dia pun terduduk ditepi kolam dan menangis. Beberapa saat kemudian, dia melihat lagi ke kolam. Wajah rupawan itu muncul lagi, dan memandangnya, namun kali ini ada air mata mengalir di wajahnya. Narcissus ikut merasa sedih melihatnya. Dia kembali mengulurkan tangannya ke air untuk menenangkan wajah di dalam air itu, namun wajah di air itu kembali menghilang.

Echo dan Narcissus

Tiba-tiba, Narcissus mendengar gemeresik dedaunan dibelakangnya. Dia tidak tahu Echo bersembunyi didekatnya, menunggu kesempatan untuk menarik perhatiannya. Kaget dan sedih karena hilangnya orang rupawan di air, Narcissus berkata, “Siapa disana?” Echo pun membalas, “Siapa disana?” Karena kutukan Hera yang membuatnya hanya bisa mengulangi kata-kata orang lain. Tentu Echo pun berpikir bahwa Narcissus sangat tampan, dan dia mulai jatuh cinta padanya. Namun karena malu atas ketidakmampuannya untuk berbicara, dia tetap bersembunyi. Narcissus terkejut mendengar perkataannya diulangi kembali, dan dia merasa sedikit jengkel. Mengapa pula ada orang tidak sopan yang mengulangi kata-kata orang lain? Dengan jengkel dia mengalihkan perhatiannya ke orang yang dia lihat di air.

Setiap kali Narcissus menyentuh air, seorang yang rupawan itu menghilang. Narcissus tidak menyadari bahwa tidak ada orang yang tinggal dibawah permukaan air itu, dan bahwa sebenarnya dia melihat bayangannya sendiri. Hanya Narcissus yang duduk di tepi, sambil melihat ke kolam. Semakin malam menjelang, diapun tidak lagi bisa melihat bayangannya di air. Dengan menangis, Narcissus memanggil orang yang dia yakini tinggal dibawah permukaan air itu, “Tunggu! Kau begitu rupawan! Aku mencintaimu!” dan yang didengarnya hanyalah suara Echo yang membalasnya dengan kata-kata yang telah dia ucapkan.

Narcissus telah sangat jatuh cinta pada orang yang dia lihat di air, sebagaimana Echo telah jatuh cinta padanya. Hari demi hari, sang pemuda dan peri itu duduk didekat kolam, Narcissus terus memandangi bayangannya sendiri sementara Echo terus memandanginya. Narcissus begitu merana dengan muncul dan hilangnya orang yang dicintainya di air, sementara Echo merasa frustasi dan berharap dia bisa mengungkapkan perasaannya.

Seiring berjalannya waktu, sang pencinta yang tidak bahagia itu mulai lupa untuk tidur, makan, maupun minum, saking furstasinya dia karena cintanya tak berbalas. Setelah beberapa waktu, Narcissus menyadari bahwa wajah di air itu menjadi kurus dan terlihat sangat lelah. Dia tidak menyadari bahwa dirinya sendiri lah yang mulai kurus. Dari tempat persembunyiannya, Echo dapat melihat Narcissus yang semakin buruk keadaannya, namun dia sendiri tidak menyadari bahwa dirinya sendiri semakin kurus kering.

Hari demi hari, Narcissus semakin putus asa. Sambil duduk di tepi kolam, dia memandangi airnya dengan sedih. Suatu hari, dengan frustasi, dia berkata, “Cinta ku, mengapa kau tidak mengacuhkan ku? Tidak bisakah kau lihat aku yang begitu cinta mati pada mu?” Dari balik persembunyiannya, Echo membalas, “Cinta ku, mengapa kau tidak mengacuhkan ku? Tidak bisakah kau lihat aku yang begitu cinta mati pada mu?” Namun karena begitu dikuasai rasa sedihnya, Narcissus tidak mempedulikan lagi balasan sang peri yang selalu mengulangi perkataannya. Narcissus pun berbaring, dengan tangan menyentuh air, namun dia tidak memiliki tenaga lagi. Karena kelelahan, Narcissus akhirnya mati ditepi kolam, sambil tetap berusaha menggapai cintanya yang misterius.

Pada saat kematiaannya, para dewa merasa iba kepadanya dan cintanya yang salah arah, mereka lalu merubahnya menjadi sebuah bunga yang diberi nama narcissus. Echo, melihat orang yang dicintainya berubah menjadi sebuah bunga yang indah, mulai menangis dari tempat persembunyiannya. Sambil menangis, diapun akhirnya mati, meninggalkan suara gema nya (echo berarti gema -L) di dunia.

=======================
Translated by: M Luhung (http://twitter.com/mluhunk) from [1]

Sumber:
[1] Michelle M. Houle, Gods and Goddesses in Greek Mythology, 2001

Note: Jika Anda ingin memasukkan posting ini ke blog atau website Anda, anda WAJIB cantumkan LINK ke http://kisahmitologi.blogspot.com
=======================

2 komentar: